Pembentukan Alam Semesta


Sekitar 400 tahun sebelum Masehi, Plato seorang filosof asal Yunani menyatakan sebuah teori bahwa bumi itu datar. Teori yang dicetuskan itu kemudian meluas ke seluruh penjuru dunia. Sehingga menurut pemahaman masyarakat pada zaman itu, bentuk bumi adalah seperti sebuah balok. Andai ada seseorang yang berlayar terus menuju suatu arah yang lurus tanpa henti, maka suatu saat ia akan terjatuh di sebuah jurang yang entah apa itu namanya. Pemahaman ini begitu mengakar di masyarakat dunia pada masa itu, hingga tak ada orang yang berani melayari lautan di luar area-area yang sudah di kenali.






Pada abad 2 M, teori dari Plato dikuatkan oleh seorang ilmuan yang bernama Ptolomeus. Sama dengan Plato, ia juga berasal dari Roma. Bukan hanya menguatkan pendapat Plato bahwa bumi itu datar, namun juga melengkapinya dengan mengatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya. Jadi menurutnya matahari dan seluruh bintang-bintang di langit berputar mengelilingi bumi. Maka, pemahaman yang berkembang di masyarakat hingga masa itu adalah bentuk bumi datar dan ia merupakan pusat edar, atau pusat tata surya.
 

Pemahaman ini masih terus bertahan ratusan tahun lamanya sampai awal abad 15 pada saat Ferdinand Magelheans mengelilingi bumi dan membuktikan bahwa bumi itu bulat. Lambat laun kebenaran bahwa bentuk bumi adalah bulat menyebar ke masyarakat. Sehingga persepsi bahwa bumi datar sudah mulai di tinggalkan.

 

Pada tahun 1500 seorang ilmuan dan peneliti berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolas Copernicus menemukan sebuah fakta bahwa ternyata bumi berputar mengelilingi matahari. Kesimpulan yang di dapatkan oleh Copernicus ini tentu berlawanan dengan persepsi umum saat itu yang mengatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya. Pendapat Nicolas Copernicus ini langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak. Ia di tuding telah menyeleweng dari kebenaran. Bahkan ia di katakan gila. Ia di dakwa sebagai seorang penyeleweng yang mengajarkan ajaran sesat. Akhirnya Copernicus di hukum mati (entah dipancung ada sumber yang menyebutkan kalau Sang ilmuan itu meninggal di tiang gantungan). 
 
Sekitar 1600-an ada ilmuan lain dari inggris yang meneliti benda-benda langit melalui sebuah teleskop. Ia adalah Galileo Galilei. Setelah sekian lama ia mengadakan penelitian, ia sampai pada kesimpulan yang sama dengan yang pernah di sampaikan Copernicus dulu, bahwa pusat tata surya adalah matahari. Ia kemudian menyampaikan temuannya itu kepada publik. Ternyata nasibnya tak terlalu berbeda dengan ilmuan pendahulunya. Ia di tuduh menyimpang. Masyarakatnya mengecamnya gila. Sang ilmuan itu di anggap gila! Ia di penjara seumur hidup dan meninggal dunia di dalam tirai besi yang kumuh. Itulah “hadiah” yang di berikan kepada para ilmuan-ilmuan pada zaman itu.
 
Setelah teleskop modern mulai di temukan, dan satelit-satelit mulai di luncurkan ke luar angkasa, maka kini terbuktilah bahwa yang pernah di sampaikan oleh Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei dulu adalah benar. Kini semuanya menjadi lebih terang. Andai orang-orang yang dulu pernah mengatai para ilmuan itu gila saat ini masih ada, tentu mereka akan tertunduk malu dan bertekuk lutut meminta maaf dengan penuh penyesalan. 

Di abad 19 Albert Einstein mengeluarkan "Teori Alam Semesta Statis". Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak mempunyai "awal" dan "akhir", dan alam semesta tidak mengalami Perubahan (statis). Tahun 1929 Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.Dan Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis ini adalah kesalahan terbesar dalam karirnya.


Teori ini dikenal dengan nama "Teori Big Bang".  Dr. Stephen Hawking  seorang ilmuwan asal inggris menjabarkan Teori big Bang tentang terbentuknya alam semesta ini. Bahwa alam semesta terbentuk secara 6 fase, yaitu

1. Fase Sangat Awal Semesta
kondisi alam semesta pada fase ini masih berupa rapatan energi yg tidak terbatas, dengan suhu dan tekanan yg tidak terbatas pula, dinamakan Singularitas, dalam suhu panas yg teramat tinggi gaya-gaya fundamental seperti, gaya nuklir kuat, gaya nuklir lemah, gaya elektromagnetik, dan gaya gravitasi masih bersatu sebagai gaya tunggal, dalam arti semuanya masih bersatu dalam singularitas.

2. Fase Awal Alam Semesta
Tanpa di ketahui penyebabnya Singularitas tiba-tiba mengembang secara eksponensial (Big Bang), akibatnya menurunkan suhu semesta. Di awal pengembangan turunnya suhu semesta membuat simetri antar gaya fundamental menjadi terpisah (tidak lagi sebagai gaya tunggal), akibatnya muncul-lah.. partikel-partikel elementer yg menjadi cikal bakal materi, termasuk kita yg juga terdiri dari materi, partikel-partikel tersebut memiliki muatan listrik yg berbeda, positif dan negatif, sehingga membentuk segala sesuatunya menjadi seimbang..ada (+) dan ada (-) atau segala sesuatunya berpasangan (+) berpasangan dengan (-). Partikel-partikel elementer tersebut terus berkembang menjadi unsur yg lebih berat.

3. Fase Reionisasi
akibat benturan partikel-partikel tersebut (karena saling tarik menarik) selama ratusan juta tahun terjadilah pancaran radiasi sehingga bentuk alam semesta masih seperti plasma (seperti gas yang bermuatan positif dan negatif)

4. Fase pembentukan Bintang
di wilayah yang volume materinya sedikit lebih rapat, hidrogen, helium, dan lithium memulai proses pembentukan molekul-molekul awan gas, lalu menyusut karena gravitasi menjadi bola plasma, dan karena gaya gravitasi pula suhu dan tekanan bola plasma tersebut bertambah tinggi yang akhirnya membentuk bintang-bintang pertama.

5. Fase Pembentukan Galaksi
lagi-lagi karena gaya gravitasi bintang-bintang yang sudah terbentuk itu bergabung membentuk galaksi

6. Fase pembentukan Kluster dan Super Kluster
Kluster adalah gerombolan bintang yang terikat bersama oleh gravitasi, terbentuk sekitar 10 milyar tahun lalu, begitu pula dengan super kluster dengan jumlah anggota bintang yang lebih banyak dengan wilayah yang jauh lebih luas. Galaksi kita (galaksi Bima Sakti) adalah anggota dari kluster Local Group, di mana jumlah anggota Local Group terdiri lebih dari 54 galaksi
 


Jika ada pertanyaan, apakah yang terjadi bila teori big bang ini dikemukakan pada tahun 1600 M, apakah kita bisa menerimanya ? mungkin sebagian besar akan menjawab tidak mungkin ! karena sudah terlihat bagaimana nasib seorang Galileo Galilei.

Jika teori ini dikemukan pada tahun  1500 M ? ya sama saja ... liat aja sendiri nasib ilmuwan bernama Nicolas Copernicus.

Nah .... kalo kita mundurkan lagi waktunya sekitar tahun 600 M, mungkin ngga kita bisa menerima teori Big Bang ? nahhh ... tambah ngga mungkin lah !! pada tahun 1500 M sama 1600 M aja pengaruh Plato sama Ptolomeus masih kuat apa lagi tahun 600-an !!

Namun ternyata pada sekitar tahun 600 Masehi, abad dimana manusia masih mempercayai bahwa bumi itu datar, jauh sebelum zaman Copernicus dan Galileo Galilei, ada seorang lelaki di gurun pasir yang tandus menyampaikan bahwa dahulunya langit dan bumi bersatu padu. Lelaki itu adalah ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Setelah dia menyampaikan hal itu, ia di katakan gila oleh kaumnya. Ia di olok-olok dan di caci maki habis-habisan. Lelaki itu adalah Nabi Muhammad SAW. Yang ia sampaikannya adalah Al-Quran. Kalimat itu adalah salah satu ayat dalam Al-Quran, yaitu .  

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(Q.S Al-Anbiya` ayat 30)

Dan penemuan pada tahun  1929 oleh Edwin Hubble tentang proses kehancuran bintang sehingga bertukar menjadi Nebula yang berbentuk bunga mawar ini dinyatakan oleh Quran. Dalam surah ar-Rahman ayat 37
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkSOEJXgdF7wj1__51bv4-BxtIbXUHy_EE6hgGDe6v8KFplvQvC8u9bLy8k5zmENtgKNroWxPbibLlB9kqKBgUfmDVamWCEflSvQQZDmpPmxMGZHmEmHwKySnR1KRez_WuZWypgHGJVBI6/s1600/a+11+Nebulan.jpg
"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"                         ( Qs. Ar-Rahman : 37-38 )

 
dan penjabaran
Dr. Stephen Hawking pembentukan alam semesta terjadi pada 6 fase bisa dibandingkan dengan :




"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."
(Q.S Al-A’raf : 54) 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curat Coret ...

Mitos Open Source dan linux yang Keliru

Memasyarakatkan Linux